Lempar
cakram (bahasa
Inggris: discus throw) adalah salah satu cabang olahraga atletik kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang
bundar pipih yang dilemparkan. Gaya dalam melakukan lempar cakram adalah gaya
samping dan gaya belakang. Lempar yaitu olahraga dengan dengan cara melempar
seperti lempar lembing, peluru, martil, dan cakram.
Cakram merupakan benda yang berbentuk piring yang memiliki bingkai yang terbuat
dari sabuk besi. Olahrga ini mempergunakan tubuh yang sangat
kompleks dengan menerapkan beberapa prinsip gaya sentrifugal yang di kembangkan
sejak fase persiapan, yaitu ayunan mendarat, loncat putar ke arah posisis dan
lemparan. Gerak teknik lempar cakram harus dilakukan secara berurutan dengan
membutuhkan kemampuan teknik yang baik berdasarkan beberapa fase dalam mempelajari
gerak teknik lempar cakram yaitu fase ayunan, fase memutar yang membutuhkan
percepatan pada saat melakukan putaran, fase percepatan, fase power position, fase pelepasan cakram dan tahapan akhir follow trought.
Lapangan
dan Ukuran Cakram
Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran dengan diameter
2,50 m, sesuai dengan peraturan IAAF 2005,
sector untuk lempar cakram adalah 34,92°. Untuk keperluan pembelajaran cakram
yang digunakan dapat dimodifikasi oleh guru atau pelatih dengan
menggunakan bahanbahan yang ada di lingkungan dan memiliki tingkat keselamatan
yang tinggi. Misalnya, cakram dapat dibuat dari kayu yang secara khusus adalah
baik sekali, atau menggunakan alat bantu berupa ban luar sepeda mini atau vespa. Untuk keperluan
perlombaan dapat diakui cakram yang 1 kg atau yang khusus 3⁄4 kg. Cara
pembuatan cakram dari bahan kayu adalah sangat cocok untuk pembelajaran
penjasorkes di sekolah.
Buatlah dari kayu lunak setebal 1⁄2 atau 1⁄4 inci (inci = 2 1⁄2 cm). Teknik
1. Memegang Cakram
a. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dan jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
b. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang herhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dan tangan.
c. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan pada posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari.
Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak
tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.
2. Sikap Badan Saat Lempar
Sikap badan pada waktu akan
melempar cakram, ada dua cara yaitu gaya
menyamping dan membelakangi. Saat
melakukan lemparan, badan berdiri tegak menyamping ke arah lemparan, kedua kaki dibuka lebar. Kaki
kiri ke depan lurus menuju ke arah lemparan, kaki kanan di belakang (di samping
kaki kiri) dengan lutut agak
dibengkokkan serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan dan
miring atau condong ke samping kanan. Tangan kanan membawa cakram di samping
badan dengan lengan lurus dan lemas, tangan kiri dengan siku dibengkokkan
berada di depan badan lemas membantu menjaga keseimbangan. Pandangan ke arah
lemparan
3. Sikap Lanjut Sampai Akhir
Gerak lanjutan (follow that)
sama seperti pada tolak peluru
dan lempar
lembing. Pada waktu cakram akan dilepaskan dari tangan, kaki kanan
ditolakkan dan badan dilonjakkan ke atas ke depan. Sedangkan sikap akhir adalah
setelah cakram lepas dari tangan secepatnya kaki kanan itu mendarat. Kaki kiri
diangkat lemas ke helakang lemas, badan bungkuk ke depan. tangan
kiri ke belakang dan tangan kanan dengan siku dibengkokkan berada
di depan badan lemas. Semuanya dilakukan untuk membantu menjaga keseimbangan
badan agar tidak jatuh ke depan.
4. Cara Mengambil Awalan
Pelaksanaan pengambilan
awalan pada lempar cakram dilakukan dalam lingkaran sama seperti
pada tolak peluru.
5. Tahap Akhir
Tahapan yang terakhir adalah
gerak lanjut yang dilakukan atlet untuk
pemulihan stabilitas (regain
stability) dan untuk menghindari kesalahan.
Dilakukan gerak lanjut karena untuk pengereman (decelerasi) yang dapat menjaga dari pelanggaran untuk tetap di lingkaran
lempar, serta mendapatkan keseimbangan kembali setelah tubuh melakukan velocity
putar dan velocity ke
depan. Gerak ini dilakukan atlet dengan mengganti tungkai secara cepat
setelah lepas cakram, tungkai kanan ditekuk dan tungkai kiri diayun ke belakang
serta melayang untuk pemulihan stabilitas (regain
stability).
Gaya
- Lempar cakram gaya menyamping merupakan suatu gaya yang dimulai dengan sikap permulaan berdiri miring atau menyamping ke arah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang. Sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu dibelakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak pad bekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun kebelakang.
- Gaya membelakangi adalah sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar