ABSTRAK
Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia di
dalam kehidupan, agar kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik.
Olahraga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit termasuk
penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan
cedera. Partisipasi dalam olahraga juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres
dan kecemasan, meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi, kualitas tidur,
dan kemampuan untuk berkonsentrasi. Ada tiga faktor yang berdampak pada
partisipasi olahraga, yaitu faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor
sosial budaya. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin
meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada
indeks pembangunan olahraga (SDI). Olahraga yang secara spesifik dapat
meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga kesehatan. Dalam
olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah, juga menjangkau aspek
rohaniah dan aspek sosial. Kesadaran masyarakat untuk berolahraga memberikan
kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat yang cerdas, sehat,
terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan bermartabat.
Kata
kunci : Kesadaran, Olahraga
Kesehatan
sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang baik, setiap manusia
akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Semakin padatnya
aktivitas yang dilakukan seseorang menjadikan mengabaikan masalah berolahraga.
Tidak adanya waktu luang karena kesibukan di kantor, di kampus, di perusahaan,
mengakibatkan seseorang tersita waktu kesempatan untuk berolahraga. Olahraga
pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia di dalam kehidupan, agar
kondisi fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Oleh karena itu,
manusia ingin berusaha menjaga kesehatannya dan salah satu cara agar kesehatan
tetap terjaga dengan baik adalah melalui olahraga.
Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang kesehatan,
perlu adanya tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini akan terwujud tentunya tidak hanya dari
pemangku kebijakan olahraga yang menggerakkan, tetapi bagaimana tingkat
kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi olahraga. Perkembangan zaman yang
semakin maju, maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan olahraga akan
menentukan postur dan kemajuan pembangunan olahraga sampai ke suatu daerah.
Pembangunan olahraga yang bertumpu pada peran serta
masyarakat dahulu telah dicoba dalam kemasan "gerakan memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat". Artinya seluruh warga masyarakat
mengenal dan menggemari berbagai jenis olahraga serta membiasakan diri untuk berolahraga.
Meningkatkan partisipasi segenap lapisan masyarakat, sehingga menjadi bagian
dari kebiasaaan. Dengan demikian, tercipta masyarakat yang (1) sehat jasmani
dan rohani,(2) terbentuk kepribadian, yang antara lain berani, berdisiplin,
jujur, dan cinta tanah air, bangsa, dan negara, (3) berkembang tingkat
pengetahuan dan kecerdasan, dan (4) berkembang rasa sosial. (Direktorat
Keolahragaan, 1987: 5). Masyarakat Indonesia saat ini masih kurang menyadari
akan pentingnya hidup sehat. Hal ini terjadi karena kurangnya animo/minat dan
apresiasi masyarakat terhadap olahraga.
Hasil Susenas
menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan
olahraga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi
olahraga hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003
menjadi sebesar 25,4 persen. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi
penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada
tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun
menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi berolahraga penduduk perkotaan lebih
tinggi apabila dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Kondisi ini didukung
oleh fasilitas dan jenis olahraga yang berkembang di perkotaan lebih banyak
dibandingkan di perdesaan (Sekretaris Kemenpora, 2010 : 8 ) Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan
dan mencegah timbulnya penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan
osteoporosis, bentuk kanker, obesitas, dan cedera. Partisipasi dalam aktivitas
fisik juga dikenal untuk mengurangi depresi, stres dan kecemasan, dan
meningkatkan kepercayaan diri, tingkat energi, kualitas tidur, dan kemampuan
untuk berkonsentrasi (VicHealth, 2010: 1). Secara fisiologis, olahraga dapat
dijadikan wahana pemberdayaan kemampuan fungsi fisiologis seperti meningkatkan
kesehatan, kebugaran, dan meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik seperti
kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan, dan kekuatan. Secara
sosial, olahraga dapat digunakan sebagai media sosialisasi melalui interaksi
dan komunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitar. Salah satu indikasi
meningkatnya keinginan masyarakat akan derajat kesehatan yang tinggi,
penampilan jasmani yang proporsional dan aktualisasi diri yang lebih luas dalam
lingkungannya mencerminkan bahwa kebutuhan masyarakat semakin beragam sehingga
membutuhkan tempat atau wahana yang dapat menyalurkan serta memenuhi kebutuhan
tersebut (Zulkarnaen, 2010: 2).
Pentingnya
Kesadaran Masyarakat dalam Berolahraga untuk Peningkatan Kesehatan
“All road leads to Rome,
banyak jalan menuju ke Roma, (Italia). Pepatah itu mungkin sering didengar
untuk berbagai maksud dan tujuan, terutama ketika memberikan motivasi untuk
seseorang agar tujuannya tercapai dan percaya akan kemampuan. Hal ini juga bisa
diasumsikan bahwa untuk mencapai tingkat kesehatan bisa dengan berbagai macam
cara, salah satunya adalah dengan melakukan olahraga secara kontinu, bisa dengan
olahraga di rumah dengan exercise, treadmill, bersepeda, berenang atau dengan
berlari-lari di sekeliling rumah. Kemalasan dalam melakukan atau menyelesaikan
sesuatu adalah hal yang sering dialami oleh semua orang. Dalam berolahraga,
malas adalah hal yang cukup sering ditemui. Hal ini biasanya disebabkan oleh 2
dua hal, yaitu pertama, ketakutan akan sakit setelah melakukan olahraga. Rasa
pegal yang muncul 1-2 hari sesudah latihan biasanya merupakan suatu pengalaman
yang membuat jera, sehingga orang berpikir dua kali kalau diajak untuk kembali
berolahraga. Sesi latihan dengan intensitas yang terlalu tinggi yang melebihi
kapasitas tubuh adalah menjadi penyebabnya, ibarat bayi yang masih merangkak
harus dipaksa berlari. Kedua, kurangnya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan
dan kebugaran. Orang yang tidak merasa perlunya menjadi pintar biasanya memang
tidak rajin belajar. Sama juga dengan orang yang tidak menyadari pentingnya
kebersihan biasanya akan malas untuk mandi. Demikian juga, orang yang kurang
menyadari pentingnya hidup sehat dan bugar akan malas untuk berolahraga (Ade
Truna, 2010: 53).
Di negara Australia, ada beberapa faktor yang berdampak pada
partisipasi dalam aktivitas fisik, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Individu Hambatan untuk aktivitas fisik dikarenakan
kurangnya waktu (40 %), dan cedera atau cacat (20 %).
2. Faktor lingkungan Lingkungan yang dibangun hendaknya dapat
mendukung aktivitas fisik. Beberapa bangunan didirikan di Australia tetapi
masih kurang memperhatikan aspek dari aktivitas fisik. Pertimbangan seharusnya
diberikan kepada aspek pembangunan yang memiliki dampak signifikan pada tingkat
aktivitas fisik, termasuk penyediaan jalan setapak, jalan konektivitas, dan
ruang hijau yang dapat dimanfaatkan untuk berolahraga.
3. Faktor Sosial dan Budaya Biaya berpartisipasi dalam aktivitas
fisik menjadi salah satu faktor penghambat bagi sebagian keluarga. Hal ini
dibuktikan dengan korelasi kuat antara partisipasi olahraga dan pendapatan
keluarga di Australia. Selain itu, terlihat sekali bahwa masyarakat yang sudah
membudayakan olahraga akan lebih optimal dalam pekerjaan maupun melangsungkan
hidupnya. (VicHealth, 2010: 5).
Olahraga merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui olahraga dapat
dilakukan national character building suatu bangsa, sehingga olahraga menjadi
sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan
kebanggaan nasional. Partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga
semakin meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat
pada indeks pembangunan olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422
pada tahun 2006. Pengukuran SDI sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya
anggota masyarakat suatu wilayah yang melakukan kegiatan olahraga, luasnya
tempat yang diperuntukkan untuk kegiatan berolahraga bagi masyarakat dalam
bentuk lahan, bangunan, atau ruang terbuka yang digunakan untuk kegiatan
berolahraga dan dapat diakses oleh masyarakat luas. Kebugaran jasmani yang merujuk
pada kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang
berarti, serta jumlah pelatih olahraga, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
(Penjaskes), dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu (Menpora RI,
2010: 7).
Selain itu, pemerintah juga
berupaya dengan menyiapkan fasilitas berolahraga yang dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat umum, upaya tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri dan
berdampak langsung pada adanya kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk berolahraga
secara teratur. Olahraga rutin sudah menjadi sebuah kebutuhan sebagai pola
hidup sehat bagi masyarakat, hal tersebut dapat dilihat seperti adanya senam
pagi, jalan sehat, fitnes, futsal, voli, sepak bola, sepeda santai yang juga
sering digelar untuk masyarakat. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam menjalankan aktifitas olahraga, terjadi peningkatan derajat kesehatan dan
kebugaran masyarakat dari tahun ke tahun.
Olahraga apabila sudah tumbuh
dan berkembang serta membudaya pada masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga
akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar
akan olahraga, tidak perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga.
Meskipun demikian, yang terjadi, pada keadaan masyarakat di Indonesia belum
secara menyeluruh sampai kepada taraf ini (sadar dan butuh olahraga). Jika
masyarakat telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih
banyak belajar tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Olahraga yang secara spesifik dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga kesehatan. Olahraga kesehatan sangat berkaitan langsung dengan masyarakat, karena pada dasarnya olahraga kesehatan melibatkan masyarakat secara merata tanpa melihat tingkatan umur, gender, lapisan masyarakat tertentu. Selain itu, olahraga kesehatan juga mencirikan 5 M dalam pelaksanaannya yaitu: massal, mudah, meriah, murah, dan manfaat. Olahraga kesehatan mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsional jasmaniah para pesertanya dengan pembebanan yang dapat diatur secara bertahap dalam dosis yang adekuat. Dalam olahraga kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah serta dapat juga menjangkau aspek rohaniah dan aspek sosial. Hal ini terlihat dari jumlah pesertanya yang massal dengan suasana yang informal, menimbulkan rasa gembira yang akan memberikan pengaruh positif terhadap rohani dan mendorong terjadinya pergaulan yang lepas hambatan-hambatan yang bersumber pada perbedaan kedudukan sosial dan tingkat ekonomi.
KESIMPULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar