Selasa, 09 November 2021

17 Peraturan Permainan Sepak Bola Menurut FIFA

Aturan-Aturan Permainan atau Laws of the Game (LOTG) adalah aturan terkodifikasi yang membantu memahami tata cara permainan sepak bola. Pedoman ini adalah satu-satunya hukum sepak bola yang dianut oleh badan olahraga FIFA. Aturan menyebut jumlah pemain yang harus dimiliki suatu tim, durasi pertandingan, ukuran lapangan dan bola, jenis dan sifat pelanggaran yang dapat diadili wasit, makna offside yang sering disalahartikan, dan banyak aturan lain berkaitan dengan prinsip sepak bola. Selama pertandingan, merupakan tugas wasit untuk menafsirkan dan menegakkan "prinsip" dalam permainan.

 

LOTG terdiri atas tujuh belas pasal berikut:

 

Law 1: Lapangan Pertandingan

Lapangan pertandingan sepak bola (juga dikenal sebagai football field atau lapangan hijau) adalah permukaan tanah lapang untuk pertandingan sepak bola yang umumnya berupa lapangan rumput alami atau rumput sintetis. 

Semua wilayah di dalam garis lapangan pada lapangan adalah bagian dari area permainan. Pelanggaran yang dilakukan di bagian seluas 16,5 meter (18 yard) pada pertahanan tim (area penalti) dapat menghasilkan tendangan penalti. Oleh karena itu, bola harus benar-benar melewati garis lapangan untuk keluar dari area permainan, maka bola harus sepenuhnya telah melewati garis gawang (antara dua tiang gawang) saat gol disahkan; jika ada sebagian dari bola yang masih berada di garis gawang, bola tersebut masih dalam area permainan.

Meskipun sering dimaknai sebagai garis dalam antara kedua tiang gawang, garis gawang sebenarnya diukur dari kedua ujung lapangan, dari satu bendera sudut ke bendera yang lain. sedangkan, garis byline merujuk pada garis gawang di luar area gawang.

Sisi kanan dan kiri lapangan yang membatasi antara wilayah permainan dan wilayah luar disebut "garis lapangan" (panjang lapangan), sementara sisi lain (lebar lapangan) di area pertahanan disebut garis gawang. Panjang lapangan harus berukuran antara 90 hingga 120 meter (100 hingga 110 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional), dan lebar lapangan antara 45 hingga 90 meter (64 dan 75 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional) dan harus berbentuk persegi panjang. Semua garis harus memiliki luas yang sama dan tidak melebihi 12 cm (5 inchi). Keempat sudut lapangan harus dibatasi oleh bendera sudut. Lingkaran pusat adalah istilah lain untuk garis melingkar dengan jari-jari 9.5 m (10 yard) di tengah area lapangan.

 

Law 2: Bola

Bola adalah sebuah benda bulat yang dipakai sebagai alat olahraga atau permainan. Umumnya bola terisi dengan udara. 

Ketentuan Bola yang disepakati FIFA adalah terbuat dari kulit. Ukuran haruslah 27 sampai 28 inci atau 68,58 cm sampai 71,12 cm. Beratnya 14-16 ons atau 0,4 kg-0,5 kg. Bola juga tidak boleh diganti selama pertandingan kecuali atas perintah wasit. Untuk bola, bisa disesuaikan dengan pengguna bola, untuk anak-anak disarankan memakai bola futsal size 5.

 

Law 3: Jumlah Pemain

Jumlah pemain pada setiap tim sepak bola maksimal terdiri dari sebelas orang (ditambah para pemain cadangan) dengan salah satu di antara mereka menempati posisi kiper. Kiper merupakan satu-satunya pemain yang diizinkan untuk bermain bola dengan tangan atau lengan mereka, asalkan mereka melakukannya dalam area penalti sendiri. Berbagai posisi selain kiper yang ditempatkan oleh pelatih, tidak diatur secara khusus. Aturan ini diberlakukan menurut hukum ke3 LOTG.

Pergantian maksimal pada pertandingan internasional adalah maksimal 2 kali dengan sepengetahuan wasit. Tetapi pada pertandingan di liga biasanya boleh 5 pemain atau di liga Jerman divisi dua ke bawah boleh berganti 7 pemain (seluruh sub dipakai). Dalam pertandingan, pemain yang sudah diganti tidak boleh main lagi. Kiper juga tidak boleh memegang dengan tangan atau lengan di luar kotak penalti. Untuk pertadingan, siapakanlah 1 cadangan per posisi, akan sangat bijaksana jika melakukannya.

 

Law 4: Peralatan Pemain sepak bola

Pemain dilarang memakai atau menggunakan sesuatu yang membahayakan untuk diri sendiri atau pemain lain, seperti perhiasan atau jam tangan. Peraturan perlengkapan utama bagi pemain sepak bola profesional (tidak termasuk kiper) terdiri dari:

-          jersey atau pakaian olahraga khusus yang seragam untuk sebuah tim

-          celana pendek yang seragam dalam sebuah tim

-          sepasang kaos kaki yang seragam dalam sebuah tim

-          pelindung tulang kering bagi pemain yang bermain di lapangan permainan

-          sepasang sepatu untuk seluruh pemain

-          ban kapten (khusus bagi pemimpin sebuah tim)

Kiper memiliki sedikit perbedaan ketentuan dalam perlengkapan bermain. Kiper harus memakai pakaian yang berbeda dengan pemain di posisi lain maupun ofisial pertandingan:

-          jersey harus berwarna dan berpola lain dibanding jersey pemain lain (termasuk kiper tim lawan)

-          sarung tangan pelindung harus dikenakan selama pertandingan berlangsung -         celana panjang diizinkan

-          jersey berlengan panjang diizinkan

Seluruh pemain dan anggota tim (pihak pelatih dan pegawai tim) diperbolehkan mengenakan peralatan tambahan, misalnya untuk menangani cuaca dingin:

-          celana pendek pelapis berwarna sama dengan celana pendek luar

-          kaos pelapis berlengan berwarna sama dengan jersey

-          sarung tangan untuk menghangatkan tubuh

-          kacamata khusus diizinkan jika tidak menimbulkan bahaya bagi pemakai atau pemain lain.

-          Pakaian pelindung (jockstrap) dan tutup sendi (protective cup) sangat dianjurkan oleh para ahli medis dan profesional. Memakai perangkat tambahan lain / perhiasan merupakan hal yang sangat dilarang, kecuali untuk alat pelindung yang tidak melanggar asas LOTG.

Peraturan perlengkapan bagi wasit, asisten wasit dan pengadil keempat serupa dengan pemain sampai tahun 1950-an ketika wasit lebih umum mengenakan pakaian berjaket tipis dibanding jersey. Meskipun tidak ditegaskan secara khusus dalam Laws of the Game, telah menjadi ciri khas dalam sepak bola bahwa 'kubu pengadil lapangan' memakai kemeja khusus yang berbeda dengan pakaian kedua tim.

 

Law 5: Wasit

Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit. Dalam bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge atau linesman.

Istilah wasit dalam bahasa Inggris Referee berasal dari sepak bola. Awalnya kapten dari setiap tim saling berkonsultasi untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di lapangan. Kemudian peran ini didelegasikan kepada seorang umpire. Setiap tim membawa umpire-nya masing-masing sehingga masing-masing kapten tim dapat berkonsentrasi kepada permainan. Akhirnya, seorang yang dianggap netral dinamai referee (dari would be "referred to") bertindak sebagai orang yang akan menyelesaikan permasalahan jika umpire tidak bisa menyelesaikannya. Referee tidak berada di lapangan sampai 1891, ketika umpire menjadi linesman (sekarang asisten wasit).

 

Law 6: Asisten Wasit

Asisten Wasit (dikenal pula sebagai hakim garis) adalah salah satu pengadil dalam pertandingan sepak bola yang bertugas membantu wasit utama dalam menegakkan Laws of the Game selama pertandingan. Aturan lebih lanjut tentang asisten wasit tercantum dalam hukum ke-6 LOTG.

Pada tingkat pertandingan sepak bola profesional, kubu wasit terdiri dari seorang wasit utama di lapangan permainan dan dua asisten wasit, yang keduanya mengadili di sepanjang salah satu paruh garis lapangan. Tugas asisten wasit umumnya adalah mengamati bola yang telah meninggalkan lapangan permainan - termasuk tim yang berhak untuk mendapat tendangan bebas langsung dalam area permainan, memberi isyarat saat kasus offside terjadi, dan membantu wasit utama memutuskan pelanggaran yang didapati dalam pengawasannya secara objektif. Asisten wasit dapat menggantikan wasit utama jika ia tidak dapat melanjutkan memimpin pertandingan.

 

Law 7: Durasi Pertandingan

Permainan normal biasanya selama 2×45 menit dan waktu turun minum selama 15 menit. Apabila permainan tetap seri selama 90 menit, maka dilakukan dengan metode golden goal/sudden death (perpanjangan waktu sampai salah satu tim mencetak gol, setelah gol terjadi, tim yang mencetak gol menang) namun metode ini sudah jarang digunakan atau silver goal/extra time (perpanjangan waktu 2×15 menit) namun bila masih seri, diadakan adu penalti.

 

Law 8: Awal dan pelanjutan ulang permainan

Awal dan pelanjutan ulang permainan (Start and Restart of Play) adalah sebuah aturan yang diterapkan dalam sepak bola untuk memulai dan melanjutkan kembali pertandingan setelah terjadi gol, istirahat babak pertama, istirahat extra-time atau terjadi insiden. Peraturan ini tercantum dalam hukum ke-8 LOTG dan diawasi oleh badan internasional IFAB.

 

Law 9: Bola masuk dan keluar dari area lapangan

Bola masuk dan keluar dari area lapangan (Ball in play or out of play) adalah metode untuk menentukan keadaan bola dalam sebuah pertandingan sepak bola. Aturan ini merupakan hukum ke-9 dalam LOTG.

Bola dalam keadaan aktif (on play) dari awal sampai akhir laga, terkecuali ketika bola telah sepenuhnya meninggalkan lapangan saat melintasi garis gawang atau garis dalam (termasuk ketika gol); atau ketika permainan dihentikan oleh wasit (misal ketika sebuah pelanggaran terjadi, seorang pemain terluka parah, atau bola menjadi rusak).

Peraturan menjelaskan pula bahwa bola masih dalam keadaan aktif ketika terpental dari objek tiang gawang, mistar gawang, sudut bendera, wasit atau asisten wasit, apabila bola tersebut masih berada di lapangan permainan setelah terpental. Pergantian pemain tidak boleh dilakukan saat permainan masih berlangsung.

 

Law 10: Metode Gol

Metode Gol adalah cara penentuan keabsahan gol dalam pertandingan sepak bola yang merupakan aturan ke-10 di LOTG. Aturan ini secara umum menjelaskan bahwa sebuah tim menciptakan skor ketika bola telah melewati garis gawang tim yang dihadapi, sekalipun seorang pemain tim lawan yang mendapati kontak terakhir pada bola sebelum melewati garis gawang atau juga disebut gol bunuh diri. Akan tetapi, Sebuah gol dianggap ilegal (dan dibatalkan oleh wasit) jika pemain yang mencetak gol atau anggota timnya terlibat pelanggaran sebelum bola melewati garis gawang. Gol juga dianggap tidak sah jika seorang pemain tim lawan terlebih dahulu melakukan pelanggaran sebelum bola melewati garis yang mengakibatkan tendangan bebas dalam kotak penalti di titik pemain menendang sebelum bola menyeberangi garis gawang.

Gawang terdiri dari dua tiang tegak yang harus berjarak sama dari tempat sudut lapangan, serta terdapat mistar gawang yang horizontal pada bagian atas gawang. Panjang garis gawang harus 7.32 meter (8 yard) dan tinggi tiang gawang harus 2,44 meter (8 kaki). Jaring gawang biasanya ditempatkan di belakang gawang, meskipun tidak diwajibkan oleh LOTG.[2] Tiang gawang dan palang-palang harus berwarna putih yang terbuat dari kayu, logam atau bahan lain yang diizinkan. Bentuk tiang gawang dan palang tidak boleh membahayakan pemain yang bertanding.

 

Law 11: Offside

Offside (bahasa Indonesia:Luar posisi) adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Undang-undang FIFA tersebut menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, apabila tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu tim, dengan keadaan pemain tersebut berada mendahului pemain paling belakang dari tim lawan dan apabila pemain tersebut berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper. Pada dasarnya pemain sepak bola "tidak boleh berada secara pasif dalam area lapangan lawan untuk menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan".

Berada di posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Ketika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan dan memberi tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside. Namun bisa terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misal mencetak gol yang setelah terjadi offside dapat dianulir apabila wasit terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga sering memicu lahirnya perdebatan tentang objektivitas pada asisten wasit ketika posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit. Penggunaan teknologi penilaian offside juga masih menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside sering diterapkan sebagai salah satu cara menjebak pemain lawan dalam area pertahanan. Offside ditemukan pada Peraturan Cambridge pada tahun 1848 bahwa seorang pemain dilarang memainkan bola apabila telah mendahului tiga pemain bertahan lawan paling belakang dan ia harus membiarkan bola pada penguasaan mereka.

 

Law 12: Penyimpangan dan Pelanggaran

Seorang pemain yang sengaja melakukan tekel atau menunjukan penyerangan akan dikenakan hukuman oleh wasit berupa; peringatan, kartu kuning, kartu merah. Contoh dikenai peringatan, pemain menabrak ringan lawan dengan sengaja. Dikenai kartu kuning bila menekel dari samping, membantah wasit, atau melakukan kekerasan tingkat medium. Dikenai kartu merah bila menekel keras dari belakang, berlaku kasar, membantah wasit, menyebakan lawan cedera parah, akumulasi 2 kartu kuning, atau berlaku yang menurut wasit merupakan pelanggaran berat.

Jika pelanggaran terjadi di luar kotak penalti, lawan akan diberi tendangan bebas, apabila terjadi di kotak penalti, lawan akan diberi tendangan penalti, dan apabila bola melewati garis gawang (tidak gol), lawan akan dikenai tendangan sudut. Hal ini patut diperhatikan dan patutlah kontrol agresivitas pemain.

 

Law 13: Tendangan bebas 

Ada dua tipe tendangan bebas. Tendangan direct yaitu menendang langsung ke arah gawang dan indirect menendang dengan mengoper ke kawan yang akan menggiring bola. Bila pemain melakukan tendangan bebas di area sendiri, para pemain lawan yang berdiri melindungi gawang harus berjarak 10 meter dari si penendang. Bola hanya boleh ditendang sekali (tidak boleh dioper kembali untuk melakukan tendangan lagi).

 

Law 14: Tendangan Penalti

Tendangan penalti adalah metode menendang dalam pertandingan sepak bola, yang dilakukan dari titik penalti berjarak 11 meter menuju gawang. Tendangan penalti dilakukan selama permainan berlangsung. Hal ini diberikan ketika pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas terjadi dalam area penalti. Tendangan yang sama yang dibuat dalam adu penalti di beberapa sistem kompetisi untuk menentukan tim pemenang setelah pertandingan berakhir imbang; meskipun sama dalam penerapan, adu penalti memiliki batasan-batasan yang sedikit berbeda.

 

Law 15: Lemparan kedalam

Lemparan ke dalam (bahasa Inggris: Throw-in) adalah metode lemparan ke area permainan pada permainan sepak bola karena bola keluar dari garis lapangan sebelumnya. Metode ini dijelaskan dalam hukum ke-15 LOTG. Lemparan ke dalam tidak boleh dipergunakan sebagai tendangan kaki ataupun sundulan kepala melainkan lemparan bola dengan dua tangan menuju area permainan. Sebuah gol tidak boleh dilakukan melalui lemparan ini. Pelempar bola tidak boleh diganggu ketika melontarkan bola.

 

Law 16: Tendangan gawang

Tendangan gawang (bahasa inggris:Goal kick) adalah metode tendangan yang dilakukan dari area dalam penalti pada permainan resmi sepak bola yang disebabkan kontak bola terakhir pada pemain lawan sebelum melewati garis gawang luar, berbeda dengan sebuah gol yang melewati garis gawang dalam. Apabila terjadi kontak terakhir bola pada pemain sendiri sebelum melewati garis gawang luar, maka tendangan sudut yang diberikan. Ketika tendangan ini dilakukan, pemain lawan harus di luar area penalti. Sebuah gol dapat dilakukan secara langsung dari tendangan gawang namun tidak berlaku untuk gol bunuh diri. Offside tidak berlaku apabila pemain mendapat umpan dari tendangan ini.

Law 17: Tendangan sudut

Tendangan ini dilakukan apabila lawan menendang bola melewati garis gawang di areanya. Pemain akan berdiri di sudut yang berbendera dan melakukan tendangan. Biasanya dilakukan passing ke pemain terdekat atau operan lambung yang jauh ke tengah kotak penalti untuk ditendang atau disundul kawan yang ada disana, untuk pemain yang berskill tinggi biasanya melakukan tendangan langsung ke gawang (sangat sulit dilakukan). 

By : Fathia Elma Riana (401180041)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL LEMPAR LEMBING SEBAGAI CABANG OLAHRAGA ATLETIK

  Lempar lembing adalah salah satu cabang olahraga atletik yang dimainkan dengan cara melempar sebuah tombak dengan ujung yang runcing (le...